Tulisan 1 : Tulisan Teori Organisasi Umum 2 (Minggu 1)
Rotary Engine / Wankel Engine
Mesin
wankel atau
disebut juga Mesin Rotary adalah mesin pembakaran dalam yang digerakkan oleh
tekanan yang dihasilkan oleh pembakaran diubah menjadi gerakan berputar pada
rotor yang menggerakkan sumbu.
Mesin
ini dikembangkan oleh insinyur Jerman Felix
Wankel. Dia memulai penelitiannya pada awal tahun 1950an di NSU Motorenwerke AG (NSU) dan
prototypenya yang bisa bekerja pada tahun 1957. NSU selanjutnya melisensikan
konsepnya kepada beberapa perusahaan lain di seantero dunia untuk memperbaiki konsepnya.
Karena
mesin wankel sangat kompak, ringan, mesin ini banyak digunakan pada berbagai
kendaraan dan peralatan seperti pada mobil balap,pesawat
terbang, go-kart, speed boat.
Felix Wankel
Mesin rotary atau Rotary Engine adalah
tipe awal dari mesin dengan pembakaran internal, yang dirancang dengan rotor
dalam konfigurasi radial dimana poros engkol tetap diam dan seluruh rotor
diputar di sekitarnya.
Ruang bakar Rotary Engine terbentuk
antara rongga (cavity) yang dibuat di permukaan rotor dengan permukaan housing.
Karena rotor tersebut memiliki 3 sisi permukaan rongga, maka ruang bakar pada
mesin rotary berputar searah dengan putaran rotor.
Salah satu pabrikan mobil yang
menggunakan Rotary Engine adalah Mazda, diantaranya Mazda RX-7 dan RX-8. Kedua
mobil tersebut menggunakan mesin 2 rotor berkapasitas 1.300 cc meghasilkan
280Hp. Mobil Mazda lainnya yang menggunakan Rotary Engine yaitu Mazda Eunos
Cosmo dengan 3 rotor.
Rotary Engine memiliki beberapa keunggulan, antara lain seperti tenaga
yang lebih mulus pada putaran awal karena rotor berputar (bukan vertikal
atau horizontal). Kemudian, Rotary Engine mampu menghasilkan tenaga yang besar.
Contoh seperti Mazda RX-7 bermesin 2 rotor 1.300 cc, meskipun berkapasitas
kecil namun tenaga yang dihasilkan setara dengan mesin konvensional 6 silinder.
Torsi yang lebih halus juga mengakibatkan minimnya getaran. Keunggulan lain
Rotary Engine yaitu komponen mesin yang lebih sedikit dibandingkan lainnya
karena tidak menggunakan katup / cam.
Dibalik keunggulanya, Rotary Engine juga
memiliki kekurangan. Masalah utama
yaitu kebocoran gas pada sealing-nya di ujung atau sudut rotor dan housing. Hal
ini mengakibatkan tidak efisiennya bahan bakar. Disamping itu, luas permukaan
lebih besar dibanding volume ruang bakar, akibatnya mengalami cooling lost yang
relatif tinggi. Efeknya adalah banyaknya senyawa hidrokarbon yang tidak bisa
terbakar dengan baik pada setiap siklus yang terjadi.
Untuk mengurangi emisi gas buang, mazda
mengembangkan teknologi REAPS (Rotary
Engine Anti-Polution System) pada tahun 1973 hingga tahun 2006. Mazda adalah
satu-satunya pabrikan mobil yang memproduksi mesin rotary.
Masalah emisi dan borosnya bahan bakar,
diatasi dengan teknologi system injeksi bahan bakar yang di kendalikan elektronik.
Teknologi DISC (Direct Injection
Stratified Charge) menginjeksikan bahan bakar langsung ke lubang intake.
Model mesin terbaru adalah teknologi RENESIS (Rotary Engine Genesis)
Berkapasitas 1300cc yang menghasilkan tenaga 280Hp, dan mampu menghasilkan
putaran tertinggi mencapai 10.000Rpm dengan ratio kompresi 10:1. Hasilnya
adalah mesin yang tidak kalah dengan dapur pacu mesin piston 4 stroke
berkapasitas 3.000cc.
Karena banyaknya senyawa karbon yang
tidak terbakar dan mengakibatkan emisi gas buang yang tinggi, Mazda memutuskan
untuk memberhentikan mobil bermesin Rotary Engine sejak pertengahan tahun 2012
lalu.
Rotor
Cara Kerja Mesin ROTARY
Posisi
Rotor Sisi 1 merupakan proses langkah hisap,
pada langkah hisap campuran udara dan bahan bakar di hisap masuk ke ruang
vakum.
Posisi rotor sisi 2 awal merupakan proses langkah kompresi, pada langkah
ini campuran udara dan bahan bakar dikompresikan, posisi rotor sisi 2 akhir
merupakan proses langkah usaha, pada langkah ini busi membakar campuran udara
dan bahan bakar, tekanan tinggi hasil dari pembakaran menghasilkan ledakan dan
menimbulkan tenaga untuk menggerakkan rotor.
Posisi rotor sisi 3 posisi ini adalah proses ignition dimana udara dan bahan bakar di bakar oleh spark plug (busi) sehingga menghasilkan power atau tenaga.
Posisi rotor sisi 4 merupakan proses langkah pembuangan, pada langkah ini
tekanan tinggi hasil pembakaran keluar melalui exhaust port menuju kenalpot.
Kesimpulannya:
Mesin Rotary akan menghasilkan 3
langkah tenaga dalam satu kali putaran penuh pada mesin, maka 6 kali lebih
cepat menghasilkan tenaga dibandingkan mesin 4 stroke pada satu kali putaran penuh
mesin dan 3 kali lebih cepat menghasilkan tenaga dibandingkan mesin dengan 2
stroke pada satu kali putaran penuh mesin.